Ketika Cinta Bertasbih kepadaku

Jumat pekan lalu (12 Juni 2009), saya bersama keluarga besar nonton Ketika Cinta Bertasbih (KCB) di Makassar Theater. Kali ini saya akan beri (dikit) komentar pada film yang diangkat dari buku karya Habiburrahman El-Shirazy.

Dari 5 , saya cuma ngasih 1 saja *koq? pelit amat!*. Eits! Jangan asal nuduh. Saya punya alasan sendiri kenapa harus pelit pada film garapan Chaerul Umam ini.

Nah, silahkan diamati (sedikit) komentar saya untuk film KCB :

  1. Penokohan dari peran utamanya masih minim dan kaku. Ok, saya tau pemain pada tokoh kunci  dipilih berdasarkan kompetisi tapi setidaknya mereka sudah dikarantina untuk mendalami tokoh yang bakal mereka perankan;
  2. Branding yang diusung sangat ‘kasar’. Jadinya terasa banget kalo nih film kebanyakan iklan;
  3. Scene terlalu padat. Sepertinya semua yang ada di buku pengen divisualkan, ya bedalah. Lagian ndak bakalan bisa, maksa dan ndak nyambung;
  4. Banyak sekali unsur kebetulannya. Dunia memang sempit tapi kebetulan di film ini sungguh terlalu. Jadi aroma sinetron sangat kental, sepertinya kita nonton sinetron yang diputar di layarlebar ;
  5. Ada tulisan To Be Continue… di penghujung film. Cuh! Aroma sinetron semakin kental saja. Seumur-umur saya nonton di bioskop, baru kali ini ada film yang bersambung. Saya jadi ragu, yang saya nonton tadi itu film apa sinetron sih. Film india saja ndak segitu amat deh! 

Baik baik, tidak semua jelek. Ada beberapa nilai yang dapat dipetik dari film ini tapi overall saya tetap ngasih 1 saja, ndak lebih.

Eh tapi ada 1 keuntungan waktu saya nonton film ini yaitu
saya DITRAKTIR! Jadi ndak berasa rugi heheee.. *nyengir kadal*
Terima kasih buat adek Nina (sepupu saya), Selamat ulang tahun ya

Archives

Member of

banner angingmammiri

BlogFam Community